Laporan Reporter Tribunnews.com Reynas Abdila-Jakarta, TRIBUNNEWS.COM-Pemerintah mengimbau masyarakat Indonesia mengonsumsi ikan dalam jumlah besar saat pandemi Covid-19 untuk membangun daya tahan tubuh. Himbauan tersebut tidak sejalan dengan nasib keluarga nelayan. “Bagaimana nelayan bisa terlibat dalam kegiatan penangkapan ikan sambil menghadapi ancaman serius penyebaran Covid-19?” Sekretaris Jenderal Susan Hrawati dari Kiara membuat pernyataan pada hari Jumat (17/4/2020). Menurutnya, pemerintah sebaiknya menyiapkan langkah konkret untuk menyelamatkan jutaan keluarga nelayan yang terkena dampak dan nelayan komunitas melalui virus korona.

Baca: Pernyataan Wishnutama untuk memperbaiki Luhut akan menarik wisatawan dari Cina, Korea Selatan dan Jepang – Dia mengatakan bahwa para nelayan telah kehilangan pendapatan mereka dan juga menghadapi kenaikan harga komoditas, yang telah menjadi kebutuhan pokok sehari-hari mereka.

Baka: Sampai siang hari ini, BPTJ belum memutuskan untuk mengkaji kembali persyaratan penghentian operasional KRL di Jabodetabek-dia mencontohkan: “Harus diberi status L. Jangan desak orang makan ikan untuk memperkuat kekebalannya.” – Kiara mencatat banyak dampak buruk yang dialami nelayan Indonesia, antara lain hilangnya kemampuan navigasi maritim akibat kurangnya dana sebelum produksi, berkurangnya pendapatan akibat terganggunya rantai pasokan perusahaan perikanan, dan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar ( makanan).

Baca: Ika Dewi Maharani (Ika Dewi Maharani), Satu-Satunya Sopir Ambulans Rumah Sakit Covid-19 – Menurut Susan, Nelayan Tersebut Dialami Dampak merugikan tersebut menunjukkan bahwa keluarga nelayan dan komunitas nelayan Indonesia lainnya merupakan kelompok masyarakat yang sangat rentan.

“Ini ambigu, karena hingga saat ini, sebelum Kovic 19 tahun lalu, keluarga nelayan berada pada posisi terendah dalam struktur kemiskinan dan ketimpangan etnis. Kini kerentanan mereka semakin parah, karena hingga kini Sejauh ini, pemerintah belum memiliki roadmap yang jelas. Susan menjelaskan dengan merebaknya Covid-19,