Jakarta TRIBUNNEWS.COM-Program pelatihan untuk eksportir baru atau program pelatihan untuk eksportir baru (CPNE) yang dipimpin oleh Lembaga Keuangan Ekspor Indonesia (LPEI) telah membina pengusaha dan perusahaan kecil dan menengah yang dapat menembus pasar ekspor. Mitra istimewa LPEI, Aninda Furniture, mampu merealisasikan ekspor produk furnitur bambu pertama ke Swiss dengan nilai ekspor US $ 10.000.

Ini membuktikan bahwa usaha kecil dan menengah Indonesia yang didirikan oleh LPEI dapat menghasilkan produk yang inovatif dan berkualitas tinggi, menjadikannya populer di pasar internasional. — Membaca: Kamera suhu tubuh dipasang di banyak tempat di Jepang

Membaca: KPK: Rencana jaring pengaman sosial memiliki risiko korupsi yang tinggi

Uchok, ekonom (Indef) dari Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Pulungan mengatakan bahwa ekspor Anningda Furniture yang sukses membuktikan bahwa masih ada peluang di pasar internasional.

“Semua area bisnis UKM tidak lumpuh, itu tergantung pada produk. Ambil furnitur sebagai contoh. Industri ini memiliki pasar tertentu, sehingga relatif kurang terpengaruh oleh Covid-19. Untuk alasan ini, perlu untuk meningkatkan orientasi Tingkat penetrasi dan spesifikasi produk UKM yang berorientasi ekspor dan negara tujuan ekspor, ” kata Uchok, Senin (20/4). Karena itu, agar semakin banyak UKM masuk pasar ekspor, berbagai aspek perlu ditingkatkan, seperti Bimbingan, pelatihan, dan saluran pembiayaan yang nyaman .—————————————————————————————————————————————————————————— Kegiatan dan rencana harus dipusatkan pada kementerian dan komisi, “Uchok mengilustrasikan.

Untuk referensi Anda, Aninda Futniture mengikuti rencana CPNE LPEI. Pelatihan ini mencakup cara mengekspor, desain produk, dan promosi. Dan Aufar Hifzie, pemilik Aninda Furniture Indonesia, mengatakan bahwa langkah pertama ekspor adalah langkah pertama. Oleh karena itu, terlepas dari kondisi yang tidak menguntungkan, kegiatan ekspor bisnisnya dapat dilanjutkan.-Yadi J Ruchandi, Sekretaris Jenderal LPEI mengatakan bahwa Ekspor pertama harus mendorong mitra lain untuk didorong menjadi eksportir baru.

“UKM yang ingin berpartisipasi dalam CPNE 2020 secara aktif mengembangkan bisnis mereka, meskipun pandemi Covid-19 memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian kita,” katanya.