Prospek penambangan saham setelah Tesla tidak tertarik pada investasi baterai
Laporan Reporter Tribunnews.com Seno Tri Sulistiyono-Jakarta, TRIBUNNEWS.COM-Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat Tesla berencana berinvestasi pada manufaktur energy storage system (ESS) atau penyimpan energi skala besar daripada berinvestasi pada aki mobil listrik (EV Battery) -Apakah hal ini diperkirakan akan mempengaruhi prospek saham pertambangan, khususnya saham pertambangan nikel, seperti PT Aneka Tambang (ANTM), PT Timah (TINS) dan PT Vale Indonesia (TIN CANS)?
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan bahwa rencana bisnis Tesla untuk memasuki Shanghai Stock Exchange alih-alih baterai sedikit banyak telah mempengaruhi pandangan pelaku pasar terhadap ketiga tindakan tersebut.
“Sebelumnya pelaku pasar, nilai Tesla sudah berperan. Oleh karena itu, sentimen akan berlanjut minggu depan, namun tidak akan banyak berdampak,” kata Riza, Sabtu (13/2/2021).) dalam kontak. .- — Baca juga: Saat Tesla masuk ESS, Indonesia dinilai lebih untung dibanding aki mobil listrik-tapi, kata Reza, performa ketiga stok ini lebih banyak dipengaruhi oleh produknya (seperti batu bara, nikel, dan timah). .
Harap baca juga: Masuknya Pertamina ke Target Proyek Tesla
“Jika permintaan tinggi, akan berdampak positif pada kinerjanya. Oleh karena itu, akan lebih dipengaruhi oleh permintaan batubara dan nikel”, dia mengumumkan.

Terhitung sejak perdagangan pekan lalu (Kamis) (13/2/2021), harga saham ANTM turun 2,05% (60 poin) menjadi ditutup pada Rp 2.870 per saham.
Pada saat yang sama, harga saham TINS turun 0,95% atau 20 poin menjadi Rp 2.080 per saham, dan harga saham INCO naik 5,81% menjadi Rp 6.375 per saham. tindakan.