Ekonom India mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 2-3 tahun ke depan akan sulit
Reporter Tribunnews.com Lita Febriani melaporkan-Jakarta TRIBUNNEWS.COM-Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5% dalam 2-3 tahun ke depan akan sulit. Kita tidak bisa mengikuti kurva berbentuk V, dan bentuknya juga berbentuk V seperti logo Nike. Apalagi jika kita melihat kurva berbentuk L setelah krisis 1998, maka perekonomian bisa tumbuh 6-7% sebelum 1998, dan kurva setelah 98 Berbentuk L, “kata Bhima pada seminar publik di Radio Bravos, Indonesia pada Senin 29 Juni 2020. Krisis ekonomi dan kesehatan. Selain itu, Bhima mencontohkan banyak individu, perusahaan dan pejabat pemerintah. Krisis ini selalu dikatakan terjadi karena pandemi.

“Kenapa ingin mencapai tujuan ini? Karena sifat kapitalisme, kapitalisme katastropik juga muncul dalam peristiwa BLBI tahun 1998. Masa krisis 2008 muncul dalam skandal Bank Century. Di tahun 2020, beban kerjanya akan bertambah. Oleh karena itu, semakin banyak perusahaan yang antri untuk langkah-langkah stimulus. Saya kira tidak masuk akal, ”kata Bima.-Bima menyarankan agar pemerintah memberikan langkah-langkah stimulus kepada masyarakat yang terkena PHK untuk meningkatkan daya beli. Sasaran, saya khawatir akan ada PHK putaran kedua di semester kedua.
“Alangkah besarnya seharusnya, pada gilirannya, bahwa 80% stimulus tidak ditujukan kepada perusahaan, tetapi langsung kepada mereka yang merumahkan karyawan, jelasnya.
Baca: Moeldoko: Presiden Jokowi bersedia mengambil risiko Diikuti oleh para menteri — sayangnya, pemerintah mengumumkan langkah-langkah untuk merangsang pembangunan ekonomi. Pandemi ini lebih menyasar pada perusahaan .— “Namun, karena kabinetnya atau tim ekonominya terpengaruh oleh bencana kapitalisme Jadi, perusahaan yang tamak ini mengharuskan semua orang untuk mematuhinya, “kata Bhima.